tcnawer.blogg.se

Kejuaraan pencak silat terbaru 2017
Kejuaraan pencak silat terbaru 2017






kejuaraan pencak silat terbaru 2017

Sehingga semua kebutuhan dan rekam jejak mereka ter-rekapitulasi di dalam sebuah sistem. Sebaiknya, seluruh atlet yang terdaftar di Kemenpora, didukung dengan sistem informasi. Kecuali memang tidak ada niat mendukung mereka. (Sumber: ) Dengan anggaran sebesar itu, bila benar dalam pengalokasiannya, harusnya tidak ada atlet yang terabaikan dari segi dukungan dana. Kabarnya, anggaran Kemenpora sekitar Rp 3,14 triliun dari APBN 2017. Setelahnya, mereka kembali menginjak bumi dan ‘mati’. Sepertinya mereka hanya mendapat sanjungan saat berada di posisi meraih kemenangan (sesaat). ‘Penderitaan’ atlet di Indonesia sepertinya berkelanjutan, mulai dari proses merangkak menjadi atlet berprestasi sampai setelah mereka ‘selesai’ menjadi atlet. Beritanya di ĭi tulisan Jhon Miduk Sitorus, dengan judul ‘Apresiasi terhadap Atlet Indonesia masih Sekadar Omong Kosong’ ( ) menginformasikan sejumlah atlet yang ‘sengsara’ setelah selesai ‘mengabdi’ menjadi atlet. Salda Kamal, atlet volley yang diabaikan pemerintah Kabupaten Bireuen, NAD.

kejuaraan pencak silat terbaru 2017

Saya penasaran, berapa banyak kasus atlet yang kurang diapresiasi oleh pemerintah? Saya coba googling dan mendapatkan informasi berikut …. Miris mendengarnya! Sampai-sampai Deddy Corbuzier, bersedia mentransfer Rp 5 juta (sesuai dana yang dibutuhkan) untuk menalangi kebutuhan sang atlet. Pengakuan Sandra di ‘Hitam Putih’, ia baru bisa mengumpulkan Rp 800.000-an. He started learning martial arts when he was 12 years old from his grandfather, Syed Zainal Abidin Al-Attas. Syed Zainal or Tuk Jenai at that time was a penghulu in Pekan was a Pahang warrior who was famous for his struggle against British colonialism together with the late Mat Kilau, Dato ‘Bahaman (Orang Kaya Semantan) and his friends. He retired and had a family in Taiping until he was blessed with several children, among them Syarifah Alauyah, the mother of Dato ‘Mahaguru Meor Abdul Rahman.Īfter his martial arts knowledge was completed, Dato ‘Meor Abdul Rahman became known to many.Denny Thios – Medali Emas Kejuaraan Angkat Berat Asiaīerita terbaru yang menjadi viral, Sandra Diana Sari, atlet angkat berat dari Padang, Sumatera Barat, harus ‘ngamen’ di jalan raya (di depan kantor kecamatan Padang Selatan, Kota Padang) untuk mendapatkan dukungan dana mengikuti Kejuaraan Nasional bulan Agustus 2017 di Medan. The founder of Silat Seni Gayong Malaysia is Almarhum Dato ‘Meor Abdul Rahman bin Daeng Uda Md. Hashim, grandson of Daeng Kuning. Daeng Kuning, better known by the title of Commander of the Black is one of five siblings Bugis prince who landed in Malaya to find a place to start a new life. Their landing place at that time was called Pengkalan Aur which is now better known as Air Kuning, Taiping. He continued to stay there while the others continued their adventure. Daeng Kuning died in Taiping in 1875.ĭato ‘Meor Abdul Rahman bin Daeng Uda Md. Hashim, the heir of Daeng Kuning was born in Taiping on 17th August 1915.

kejuaraan pencak silat terbaru 2017

According to the historical data contained in Chandi Borobudur and Prambanan in Java, it can be concluded that the existing martial art in the Malay archipelago in the 8th century AD.








Kejuaraan pencak silat terbaru 2017